Sebagai
peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa, masa remaja merupakan
masa yang penuh dengan kesulitan dan gejola, baik bagi remaja sendiri
maupun bagi orang tuanya. Seringkali karena ketidaktahuan dari orang tua
mengenai keadaan masa remaja tersebut ternyata mampu menimbulkan
bentrokan dan kesalahpahaman antara remaja dengan orang tua yakni dalam
keluarga atau remaja dengan lingkungannya.
Hal
tersebut di atas tentunya tidak membantu si remaja untuk melewati masa
ini dengan wajar, sehingga berakibat terjadinya berbagai macam gangguan
tingkah laku seperti penyalahgunaan zat, atau kenakalan remaja atau
gangguan mental lainnya. Orang tua seringkali dibuat bingung atau tidak
berdaya dalam menghadapi perkembangan anak remajanya dan ini menambah
parahnya gangguan yang diderita oleh anak remajanya.
Untuk
menghindari hal tersebut dan mampu menentukan sikap yang wajar dalam
menghadapi anak remaja, kita sekalian diharapkan memahami perkembangan
remajanya beserta ciri-ciri khas yang terdapat pada masa perkembangan
tersebut. Dengan ini diharapkan bahwa kita (yang telah dewasa) agar
memahami atas perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anak dan remaja
pada saat ia memasuki masa remajanya. Begitu pula dengan memahami dan
membina anak/remaja agar menjadi individu yang sehat dalam segi kejiwaan
serta mencegah bentuk kenakalan remaja perlu memahami proses tumbuh
kembangnya dari anak sampai dewasa.
• Perubahan peranan
Perubahan
dari masa anak ke masa remaja membawa perubahan pada diri seorang
individu. Kalau pada masa anak ia berperan sebagai seorang individu yang
bertingkah laku dan beraksi yang cenderung selalu bergantung dan
dilindungi, maka pada masa remaja ia diharapkan untuk mampu berdiri
sendiri dan ia pun berkeinginan mandiri. Akan tetapi sebenarnya ia masih
membutuhkan perlindungan dan tempat bergantung dari orang tuanya.
Pertentangan antara keinginan untuk bersikap sebagai individu yang mampu
berdiri sendiri dengan keinginan untuk tetap bergantung dan dilindungi,
akan menimbulkan konflik pada diri remaja. Akibat konflik ini, dalam
diri remaja timbul kegelisahan dan kecemasan yang akan mewarnai sikap
dan tingkah lakunya. Ia menjadi mudah sekali tersinggung, marah, kecewa
dan putus asa.
• Daya fantasi yang berlebihan
Keterbatasan
kemampuan yang ada pada diri remaja menyebabkan ia tidak selalu mampu
untuk memenuhi berbagai macam dorongan kebutuhan dirinya.
• Ikatan kelompok yang kuat
Ketidakmampuan
remaja dalam menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan timbulnya
dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan
dirinya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang
besar. Remaja akan merasa lebih aman dan terlindungi apabila ia berada
di tengah-tengah kelompoknya. Oleh karena itu ia berusaha keras untuk
dapat diakui oleh kelompoknya dengan cara menyamakan dirinya dengan
segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya. Rasa setia kawan terjalin
dengan erat dan kadang-kadang menjurus ke arah tindakan yang membabi
buta.
• Krisis identitas
Tujuan
akhir dari suatu perkembangan remaja adalah terbentuknya identitas
diri. Dengan terbentuknya identitas diri, seorang individu sudah dapat
memberi jawaban terhadap pertanyaan: siapakah, apakah saya mampu dan
dimanakah tempat saya berperan. Ia telah dapat memahami dirinya sendiri,
kemampuan dan kelamahan dirinya serta peranan dirinya dalam
lingkungannya. Sebelum identitas diri terbentuk, pada umumnya akan
terjadi suatu krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati
krisisnya dan menemukan jatidirinya.
Berbagai Motivasi Dalam Penyalahgunaan Obat
•
Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut
motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual)
yang mengenai aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan
interpersonal.
• Di samping adanya
motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan zat,
masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi
penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini; dan
ini merupakan suasana hati menekan yang mendalam dalam diri remaja;
antara lain:
1. Perpecahan unit
keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua
yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya.
2. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
3. Perubahan teknologi yang cepat.
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal ini berarti perlu pembinaan Budi Pekerti – Akhlaq)
5. Meningkatnya waktu menganggur.
6.
Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan
ekonomi etno-rasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
7. Menjadi manusia untuk orang lain.
Adanya faktor-faktor sosial kultural
seperti yang dikemukakan di atas akan mempengaruhi kehidupan manusia
dan dapat menimbulkan motivasi tertentu untuk mamakai zat. Pengaruh ini
akan terasa lebih jelas pada golongan usia remaja, karena ditinjau dari
sudut perkembangan, remaja merupakan individu yang sangat peka terhadap
berbagai pengaruh, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya atau
lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar